Minggu, 04 Juni 2017

Konfigurasi Router di Debian 6

Konfigurasi Router di Debian 6
            Selamat malam teman-teman di sini saya akan melanjutkan toturial saya,yaitu konfigurasi Server Sebagai Router, Sebelum kita ke konfigurasi kita harus pahami apa thu router ya?
Router dapat dipahami sebagai pihak ketiga yang berdiri diantara kedua pihak yang saling berhubungan dan berfungsi sebagai perantara, sedemikian hingga pihak pertama dan kedua tidak secara langsung berhubungan, akan tetapi keduanya berhubungan dengan perantara.
Untuk melakukan instalasi router dibutuhkan 2 kartu Lan Card yang menjadi perantara antara client dan juga router pusat, dimana kartu lan pertama yauti Eth0 merupakan Lan card pertama yang akan tersambung ke Internet, sedangkan Eth1 merupakan Lan Card kedua yang menghubungkan Server ke client melalui sebuah Switch, Acces point, ataupun langsung ke computer ataupun ke laptop. Maka dari itu, sebelum melakukan instalasi router, kita harus menyiapkan 2 Lan Card pada Pc Server atau juga bias melakukan configurasi alias untuk IP kedua dari server yaitu eth0. Tutorial dibawah ini, kita akan membuat configurasi Pc Router dangan Menggunakan 2 kartu Lan Card yang telah terpasang secara Onboard ataupun Lan Card secara eksternal.
Pada Toturial sebelumnya yaitu konfigurasi Ethernetcard kita telah membuat 2 ip yaitu eth0 dan eth1, jadi di sini kita akan langsung mengkonfigurasi server sebagai routernya :
Yaitu ketikan
#nano   /etc/sysctl.conf
            Kemudian di dalam folder ini kita cari tulisan #net.ipv4. ip_forward=1 seperti gambar di bawah ini yang diberi garis merah :


Bila sudah ketemu hapuslah tanda pagarnya sehingga hasilnya seperti gambar di bawah ini yang diberi garis merah :


Kemudian simpanlah dengan menekan tombol CTRL + X, kemudian tekan Y langsung enter Selanjutnya kita ketikan script
#sysctl   -p 


Jika hasilnya seperti gambar di atas, maka kita benar menghapus teks yang di maksud tdi, karena script ini di gunakan untuk melihat yang kita hapus tanda pagar nya tadi  ……………..  :)

Sekarang kita lanjut scriptnya ketikan :
#nano   /etc/rc.local
            Kemudian dalam folder ini kita ketikan script ini :
iptables   -t   nat   -A   POSTROUTING   -o   eth0   -j   MASQUERADE
Seperti gambar di bawah ini yang diberi garis merah :


Sesudah kita ketikan kita simpanlah dengan menekan tombol CTRL + X, kemudian tekan Y langsung enter…….Kemudian kita lanjut kita ketikan script :
#iptables   -t   nat   -A   POSTROUTING   -o   eth0   -j   MASQUERADE
       Kemudian tekan enter lanjut ketikan script di bawah ini :
#iptables-save  >   /etc/iptables
Seperti gambar di bawah ini :

Jika sudah benar ga ad pesan apapun, lanjutkan dengan menekan script ini :
#iptables   -L   -t   nat


Jika hasilnya seperti gambar di atas yang digaris merah, maka konfigurasi server sebagai router kita sudah berhasil …..!!

Catatan : Apabila anda membangun sebuah router maka eth0 merupakan jaringan yang keluar (ke internet) sedangkan eth1 merupakan jaringan yang ke dalam (ke client). Jadi pada konfigurasi dhcp server, semua IP ke client seperti subnetnya menggunakan subnet eth1, netmasknya menggunakan netmask eth1, range ipnya didalam range IP Address eth1, option routers adalah menggunakan IP Address eth1. sedangkan untuk option domain-name-serversnya menggunakan IP Address eth0.


 Keterangan :
1.            Tanda pagar pada script mengartikan bahwa kita sudah masuk ke super user ok..........
2.            Apabila ada kelangan pada scrip itu tandanya ada spasinya, tetapi jika teman-teman tidak memberi spasi maka scriptnya akan error karena debian sangat sensitif scripnya............
3.            Apabila dalam scrip huruf kecil maka ikutin huruf kecil jangan huruf besar, apabila teman-teman mengetikan huruf besar padahal huruf kecil maka scrip juga akan error .......... :D
                  Jadi, Apabila masih ada error untuk konfigurasi kartu jaringan ataupun ada pertanyaan tinggalkanlah komentar. Insyaallah saya akan menjawabnya..............karena setiap minggunya blog ini akan selalu di update............................. :)

Selamat Mencoba teman-teman….


sumber segala sumber

Perhitungan Tentang Subnetting

Perhitungan Tentang Subnetting
           Selamat sore teman-teman di sini saya akan melanjutkan postingan saya,udah lama juga ne saya gak posting ge karna ada kesibukan menghadapi ujian semester.......jadi doakan yang teman-teman semoga saya bisa mendapatkan ranking 1....hheee heee  :)
         Baiklah kita kembali ke pembahasan, kita akan bahas masalah subnetting,kenapa saya mau bahas masalah ini? karena subnetting ne termasuk soal yang keluar saat lomba LKS IT Networking Supprot...yaitu saat konfigurasi ethernet card ataupun settingan kartu jaringan, kira-kira apa thu ya subnetting?
          Subnetting adalah sebuah cara untuk membagi-bagi alamat IP. Alamat IP penting untuk dibagi-bagi karena persediaan IP address saat ini terbatas; disisi lain, laju pertumbuhan devais-devais yang tersambung dengan internet pun semakin banyak.
           Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.
         Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT. Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:


SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C
                 Baik, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ? Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192). Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu: 

1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 2 * 2 = 4 subnet.

2. Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 2 * 6 - 2 = 62 host.

3. Blok Subnet = 256 - 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192. 

4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.



Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya.


SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
                subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.


                Baik, kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18. Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0). Penghitungan: 
1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 2 * 2 = 4 subnet.
2.Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 2 * 14 - 2 = 16.382 host. 
3. Blok Subnet = 256 - 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192. 
4. Alamat host dan broadcast yang valid?


                 Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25. Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan: 
1. Jumlah Subnet = 2 * 9 = 512 subnet 
2. Jumlah Host per Subnet = 2 * 7 - 2 = 126 host 
3. Blok Subnet = 256 - 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128) 
   Alamat host dan broadcast yang valid?


Masih bingung juga?
 SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
               Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30. Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16. Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0). 
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 2 * 8 = 256 subnet 
2. Jumlah Host per Subnet = 2 * 16 - 2 = 65534 host 
3. Blok Subnet = 256 - 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc. 4.
 Alamat host dan broadcast yang valid?


Catatan: 
Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x - 2  :)


sumber segala sumber